Seperti yang sudah diketahui, grafik permainan Ginting mengalami peningkatan cukup baik selama perhelatan Asian Games 2018 berlangsung. Baik penampilannya saat turun di nomor beregu maupun perorangan. Bahkan pada nomor perorangan tunggal putra ini, ia berhasil mengalahkan unggulan kedua, Kento Momota dan peraih medali emas Olimpiade 2016, Chen Long.
"Saya tidak ada beban, pasti namanya manusia mau berharap lebih. Mungkin ini rezeki yang Tuhan kasih untuk saya, saya bersyukur bisa menyumbang medali perunggu untuk Indonesia," kata Anthony seperti dikutip badmintonindonesia.org.
Sayang, penampilan manisnya harus terhenti di babak semifinal. Meski begitu, Ginting enggan menyesali atas apa yang diraih dan diperjuangkannya selama Asian Games 2018 ini.
"Puji Tuhan saya hari ini main dengan baik, tapi sayang nggak bisa manfaatin kesempatan di game kedua. Sebenarnya di game kedua saya sudah full attack, tapi defense nya Chou sudah siap, dan saya banyak mati sendiri," ungkapnya.
Serangkaian hasil gemilang yang berhasil ditorehkan Ginting, diharapkan mampu konsisten pada kejuaraan-kejuaraan selanjutnya. "Semoga saya bisa konsisten di pertandingan-pertandingan selanjutnya, bisa main seperti ini terus ke depannya sudah bagus. Tapi yang pasti saya mau yang lebih lagi," harapnya.
Sementara itu, peluang Indonesia untuk mendulang medali emas di nomor tunggal putra masih terbuka lewat Jonatan Christie. Publik tanah air pastinya akan terus menerus memberikan dukungan agar Jonatan bisa membalas kekalahan Ginting atas Chou Tien Chen.
"Semoga Jonatan bisa bermain bagus, kalau soal hasil kan bagaimana permainan dia di lapangan besok. Tetapi kita, masyarakat Indonesia pasti dukung Jonatan untuk meraih medali emas," tandasnya.