An Se Young, tunggal putri andalan "Negeri Ginseng" tersebut, finis di posisi kedua, setelah gagal meraih gelar juara kedelapannya di turnamen bulu tangkis Tur Dunia Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) pada musim ini di hadapan publik Suwon. Ia kalah dari unggulan kedua Akane Yamaguchi dengan skor 21-18, 21-13.
Rekor pertemuan antara An dan Yamaguchi kini merosot menjadi 14-15, setelah ia kalah dari pemain berpengalaman Jepang itu untuk pertama kalinya dalam empat pertemuan sepanjang tahun ini. Peraih medali emas Olimpiade Paris 2024 itu sejatinya tampil impresif dengan merebut tujuh gelar Tur Dunia BWF pada musim ini, termasuk All England yang prestisius itu. Namun, upayanya mempertahankan gelar di Kejuaraan Dunia BWF 2025 di Paris pada Agustus lalu hanya berbuah keping perunggu. Meski begitu, An mampu bangkit dan kembali ke jalur juara dengan menjuarai China Masters pada pekan lalu.
An, juara Korea Open pada edisi 2022 dan 2023, membidik gelar keduanya secara beruntun sekaligus tampil meyakinkan tanpa kehilangan satu gim pun sepanjang perjalanan menuju final. Namun, di laga puncak pada akhir pekan lalu, ia gagal meredam perlawanan Yamaguchi. Setelh tertinggal 10-15 di gim pertama, An bangkit lalu menyamakan kedudukan menjadi 17-17, tetapi Yamaguchi berhasil merebut empat dari lima poin terakhir untuk memenangi gim pembuka.
Gim kedua berlangsung jauh lebih terkendali bagi Yamaguchi, sementara An tak pernah sekali pun mampu memimpin dan tertinggal hingga tujuh poin. Akhirnya, Yamaguchi menutup laga dengan kemenangan atas pemain kelahiran Gwangju tersebut, sekaligus mengecewakan para pendukung tuan rumah yang memadati Suwon Gymnasium.
Meski hasil akhir tak sesuai harapan, dari bangku tribune, penonton yang tetap memberikan tepuk tangan meriah bagi pemain favorit mereka. Dari tengah lapangan, An membalas dukungan itu dengan hormat, membungkuk kepada penonton. "Yamaguchi bermain sangat sempurna, dan saya terpaksa terus berada di posisi bertahan. Serangannya begitu cepat sehingga saya kesulitan mengimbanginya. Dengan begitu banyak penggemar yang mendukung saya, saya benar-benar ingin meraih kemenangan, tetapi saya rasa hari ini bukan milik saya," ujar An, sebagaimana dilaporkan Yonhap, Minggu (28/9).
An adalah kandidat terkuat untuk meraih gelar juara di Suwon, terlebih dengan absennya tiga rival utamanya dari China, yaitu Wang Zhi Yi, Han Yue, dan Chen Yu Fei. Namun, ia mengakui, memenangkan turnamen internasional kini terasa semakin sulit. "Sulit menentukan seberapa keras saya harus berusaha. Para pemain muda terus menunjukkan perkembangan dan tampil semakin kuat di setiap kompetisi. Itu berarti saya juga harus terus meningkatkan diri," ungkapnya.
Meski sukses meraih tujuh titel kampiun, An menilai musim yang dijalaninya naik-turun bak wahana kereta luncur. "Sebagus apa pun penampilan saya di awal, saya justru memudar di paruh kedua. Jadi, tahun ini sama sekali bukan tahun yang baik. Hal itu memaksa saya untuk bercermin pada diri sendiri," ujarnya.
"Saya ingin sekali menjuarai semua turnamen yang tersisa tahun ini. Target saya adalah tetap bugar dan bermain dengan cara yang saya inginkan," An, menjelaskan.
Adapun dua gelar juara bagi tuan rumah dipersembahkan oleh ganda putra Kim Won Ho/Seo Seung Jae serta ganda putri Kim Hye Jeong/Kong Hee Yong. Di final sektor ganda campuran tercipta "all-Chinese final" yang dimenangi oleh Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping, sementara gelar juara tunggal putra direbut pebulu tangkis Indonesia, Jonatan Christie.


