"Hari ini saya tidak menunjukkan level permainan terbaik saya, seharusnya saya bisa bermain lebih bagus dari yang saya tampilkan tadi," kata Gregoria melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI.
"Kekalahan ini menjadi tamparan buat saya, di dua turnamen pertama setelah Olimpiade hasilnya tidak sesuai yang saya inginkan. Bukan hanya dari segi hasil tapi juga performa," tambah pemain yang biasa disapa Jorji ini.
Kesulitan terbesar dalam pertemuan kedua dengan Bansod, lanjut Jorji, adalah pergerakan dirinya yang lambat. Peraih medali perunggu Olimpiade Paris 2024 itu merasa hanya mengikuti irama permainan Bansod, yang menurutnya tengah dalam kepercayaan diri yang tinggi. "(Hal tersebut) membuat permainan saya kurang nyaman. Selain itu, saya tidak menginisiasi serangan," jelasnya.
Namun, Jorji menilai ada hal positif dari kekalahan pertamanya dari Bansod, semangat pantang menyerah. Ia tetap berjuang hingga pengujung gim kedua, meski sudah cukup tertinggal jauh dalam perolehan poin. "Positifnya saya tadi tidak mudah menyerah, saya masih bisa memaksa untuk mengejar ketertinggalan. Hanya sayang di penyelesaian akhirnya belum berhasil," demikian Jorji.
Turnamen bulu tangkis level Super 1000 ini menjadi turnamen kedua Jorji selepas Paris 2024. Sebelumnya, ia menyelesaikan Hong Kong Open 2024 di babak 16 besar setelah kalah dari Ratchanok Intanon asal Thailand dengan skor 12-21, 21-15, 10-21 dalam tempo 47 menit.