"Untuk penampilan Putri, sebagai pelatih, saya merasa puas tapi sekaligus sedikit kecewa," katanya kepada tim Humas dan Media PP PBSI, Sabtu (19/7).

"Puasnya, karena ada grafik peningkatan, baik itu dari cara main, dari kesabaran, dan dari senjata-senjata yang sering mati sendiri. Masih ada memang, tapi sudah berkurang. Insting dan daya tahan fisik Putri juga meningkat," Imam, menjelaskan.

Putri mengawali turnamen bulu tangkis yang digelar di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Tokyo, Jepang ini, dengan mengalahkan wakil tuan rumah Natsuki Nidaira. Ia menang straight games 21-10, 21-16. Di babak berikutnya, Putri menyingkirkan pemain negeri "Matahari Terbit" lainnya, Tomoka Miyazaki, juga lewat dua gim yang berakhir dengan skor 21-17, 21-14.

Keesokan harinya, Putri melalui pertarungan ketat selama 86 menit di perempat final melawan pemain asal China, Wang Zhi Yi. Pebulu tangkis yang juga berprofesi sebagai polisi itu berupaya bermain lebih sabar, tetapi Wang terus memaksa bertanding dengan tempo cepat. Pada akhirnya, Putri gagal meredam perlawanan unggulan kedua tersebut. Ia kalah tiga gim dengan skor akhir 22-20, 17-21, 16-21. 

Imam berpendapat, Putri memiliki kans untuk mengemas kemenangan di dua gim terakhir. Namun, masalah fokus serta kesabaran di poin-poin kritis muncul sehingga peluang menang melayang. "Kalau kecewanya adalah, seharusnya, di gim kedua atau gim ketiga kemarin saat melawan Wang Zhi Yi bisa mengambil (meraih kemenangan)," katanya. 

"Namun, ada hal yang tidak boleh dilakukan, tapi masih dilakukan. Hal kecil seperti lebih sabar ini yang perlu diperhatikan, perlu lebih fokus lagi," demikian Imam.

Sesudah Japan Open 2025, Putri dijadwalkan bertanding pada China Open 2025 di Changzhou, China, 22-27 Juli. Berdasarkan hasil drawing sementara, Putri  bertemu dengan pebulu tangkis Korea Selatan, Sim Yu Jin.