Bersama atlet PB Djarum, Khaeriah Rosmini ia sukses mendulang gelar juara sekaligus meraih gelar perdananya di tahun 2013 ini. Natalia sendiri mengakui tidak menyangka bisa mengalahkan langganan juara Djarum Sirnas itu.
“Saya sama sekali tidak menyangka bisa mengalahkan mereka,” ujarnya.
Natalia adalah putri asli kelahiran Manado, atlet yang lahir pada 19 Desember 1985 ini memang diinginkan oleh almarhum sang ayah, Ir Jemmy Poluakan untuk menjadi atlet bulutangkis. Masa kecilnya, dimana ia mulai menekuni bulutangkis di usia ke tujuh, ia harus menempuh perjalanan selama satu jam untuk bisa sampai ke GOR Arie Lasut dalam empat tahun.
Melihat perkembangan dan bakat sang anak, akhirnya kedua orangtuanya melepas Natalia untuk melanjutkan latihan bulutangkisnya di klub yang kini bernama Tangkas Specs.
“Di Manado tidak ada tempat latihan seperti klub, hanya ada Pusdiklat Sulawesi Utara, dan Karena itu Natalia dipindahkan ke Tangkas,” ujar sang Ibu, Hetty Lapian.
Di usianya yang masih muda, setelah mendapat penghargaan sebagai pasangan ganda putri terbaik se-DKI Jakarta di tahun 2000 bersama dengan Liliyana Natsir, Natalia harus kehilangan sang ayah. Namun hal ini tak menyurutkan langkahnya untuk terus menekuni bulutangkis malah hal ini dijadikan motivasi agar ia bisa lebih berprestasi.
Kerja kerasnya terjawab, di tahun 2003, Natalia berhasil bergabung bersama tim nasional di Cipayung hingga tahun 2009. Ia pun dua kali menyumbangkan medali emas Pekan Olah raga Nasional (PON) untuk Sulawesi Utara di tahun 2004 dan 2008.
Didukung Penuh Keluarga, Natalia Juara
Natalia Poluakan adalah atlet asli Manado yang memang sudah lama mempertajam kemampuan bulutangkisnya di Jakarta. Atlet yang lahir di Manado tahun 1985 silam ini akhirnya mampu mengakhiri puasa gelar sejak tahun 2011.
Previous
Jumpa Khaeriah/Natalia, Devi/Keshya Atur Strategi
Next
Peserta Sirnas Serbu Bunaken



