Tak Mau Jumpa Media, Lin Dan Kena Denda

Indonesia Open ‐ Created by TIF

JAKARTA - Sudah jatuh, tertimpa tangga. Itu mungkin ungkapan yang pas buat Lin Dan. Selain kalah dari pebulutangkis non unggulan Inodnesia, Jonatan Christie, Super Dan juga kena denda lantaran menolak bertemu media untuk memberikan keterangan persnya.

Kekalahan 12-21, 12-21 Lin Dan dari Jojo jelas mengecewakan buat unggulan ketiga asal Tiongkok itu. Sayang, kekecewaan itu membuatnya enggan bertemu dengan media yang sudah menunggu penjelasan atas kekalahannya itu.

Tapi, bukan sekali ini saja Lin Dan menolak jumpa media usai tampil di Istora Senayan, Jakarta. Tahun lalu pun dia melakukan hal yang sama. 

Padahal, peraturan di Federasi Badminton Dunia (BWF) menyebut, dalam setiap turnamen mandatori, yakni turnamen dengan level tinggi seperti Superseries Premier, setiap atlet top dunia diwajibkan untuk hadir di media centre dan memberikan keterangan resminya. Jika tidak, pemain akan dikenakan sanksi berupa denda sebesar 250 dollar untuk satu pertandingan.

"Ini turnamen wajib bagi atlet top dunia. Sekali tidak ikut konferensi press akan kena denda 250 dollar. Kalau dua kali, masing-masing 250 dollar. Tapi, kalau sampai tiga kali dendanya meningkat jadi 3000 dollar," pungkas Yuni Kartika, Bagian Humas dan Media PP PBSI menerangkan. 

Super Dan yang sudah dua kali meraih medali Olimpiade yakni pada 2008 di Beijing dan 2002 di London itu pun pernah ditanya media terkait alasan permainan dia yang selalu buruk jika tampil di Indonesia. Dengan santai, Lin Dan menjawab dirinya pun tidak tahu mengapa dirinya selalu mendapat hasil buruk jika tampil di Indonesia.

"Mungkin Lin Dan tidak suka kalau penonton berisik. Tetapi menurut saya, Lin tidak tampil pada performa terbaiknya," ucap Jojo.