2021 Jadi Tahun yang Sibuk Bagi Bulutangkis Dunia

Sekretaris Jenderal BWF, Thomas Lund.
Sekretaris Jenderal BWF, Thomas Lund.
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Tahun depan dipastikan bakal menjadi musim yang sangat sibuk bagi bulutangkis dunia. Bagaimana tidak. Sepanjang 2021 mendatang, terdapat sejumlah pertandingan akbar nan bergengsi bagi para pebulutangkis elit dunia. Di tahun yang sama akan berlangsung Olimpiade, Kejuaraan Dunia, Piala Sudirman serta Piala Thomas dan Uber 2020.

Bukan cuma itu, keputusan diundurnya tiga turnamen seri Asia 2020 ke Januari tahun depan, lantas menambah padatnya jadwal dan jumlah kejuaraan bergengsi di 2021. Beberapa waktu lalu, Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) mengumumkan bahwa kejuaraan Asia Open I 2020 BWF World Tour Super 1000, Asia Open II 2020 BWF World Tour Super 1000 dan BWF World Tour Finals 2020 akan berlangsung mulai 12 hingga 31 Januari 2021 mendatang.

Sekretaris Jenderal BWF, Thomas Lund mengatakan, bukan tidak mungkin untuk menyelenggarakan empat major events di 2021 mendatang. Bisanya, Piala Thomas & Uber dimainkan di tahun genap, sedangkan Piala Sudirman di tahun ganjil. Kejuaraan Dunia juga biasanya tidak dimainkan di tahun penyelenggaraan olimpiade, namun karena tahun ini olimpiade diundur, maka jadwal kejuaraan dunia tahun depan tetap ada.

“Ini merupakan tantangan buat kami, tapi kami yakin bahwa semuanya mungkin. Kami akan mengatur ulang jadwal dan kalender kejuaraan tahun depan untuk membuat event-event ini bisa dilangsungkan,” kata Thomas Lund dalam konferensi pers virtual, dilansir dari Badmintonindonesia.org.

“Kami tidak bisa menjanjikan apapun di tahun 2021, meskipun sudah banyak prediksi seperti adanya vaksin, bagaimana dunia akan berjalan normal kembali di 2021, inilah yang kami monitor terus sehingga kami bisa merencanakan berbagai skenario dan pilihan untuk menyelenggarakan turnamen sesegera mungkin,” sambungnya menjelaskan.

Lebih lanjut Lund juga mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa melupakan pemain pelapis yang juga butuh wadah untuk bertanding dan menaikkan peringkat dunia mereka. Ini juga menjadi pekerjaan rumah bagi BWF, tentunya selain memfasilitasi turnamen bagi para pemain elit.

“Ada pemain pelapis yang harus kami pikirkan, bukan hanya 32 pemain terbaik yang akan bertanding di Thailand saja di level super 1000 dan BWF World Tour Finals. Tapi juga level selanjutnya top 50, kami harus memikirkan cara untuk mereka bertanding dan hal ini tantangannya juga banyak,” tandasnya.