"Evaluasi dari beberapa bulan turnamen yang diikuti, untuk Leo/Bagas dan Fikri/Daniel itu, yang perlu ditambah adalah power dan kekuatan ketahanan," kata Antonius melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI, Minggu (13/4).
"Secara daya juang dan pola permainan sudah cukup bagus, tapi dengan intensitas yang tinggi di ganda putra, bahkan sejak babak pertama, diperlukan kombinasi power, baik saat menyerang dan bertahan dan ketahanan yang baik," jelasnya.
Fikri/Daniel, yang kini menempati peringkat ke-13 dunia, mengawali BAC 2025 dengan kemenangan dua gim langsung 21-15, 21-8 atas Pui Chi Chon/Pui Pang Fong asal Makau. Di babak berikutnya, mereka membukukan kemenangan penting atas Kim Won Ho/Seo Seung Jae (Korea Selatan). Pertandingan tiga gim tersebut berakhir dengan skor 18-21, 21-17, 21-15.
Di perempat final, Fikri/Daniel bersua Liang Wei Keng/Wang Chang. Laga tersebut juga tercatat sebagai pertemuan kedua mereka. Dalam pertemuan pertama di babak 16 besar China Open 2024, Fikri/Daniel memenangi laga ketat yang berlangsung selama 54 menit dengan skor akhir 21-19, 18-21, 21-17.
Pertarungan di babak delapan besar BAC 2025 pun berlangsung sengit sejak awal gim pembuka hingga akhir laga. Namun, Fikri/Daniel kalah dengan skor identik 19-21, 19-21 dari wakil tuan rumah tersebut.
Sementara, Leo/Bagas memulai BAC 2025 dengan kemenangan dua gim langsung 22-20, 21-17 atas Takuchi Nomura/Yuichi Shimogami (Jepang). Leo/Bagas menjadi ganda putra Indonesia pertama yang mencapai perempat final BAC 2025, berkat kemenangan atas Jhe-Huei/Yang Po-Hsuan (Taiwan) di babak 16 besar. Pasangan peringkat ke-14 dunia itu menang tiga gim 21-11, 19-21, 21-11 dalam tempo 48 menit.
Mereka melaju ke semifinal berkat kemenangan atas wakil Taiwan, Liu Kuang Heng/Yang Po Han, melalui dua gim langsung 21-16, 21-17. Namun, mereka gagal melaju ke final setelah kalah tiga gim 21-13, 18-21, 12-21 dari Chen Bo Yang/Liu Yi (China) di babak empat besar. Leo/Bagas pun harus puas dengan perolehan medali perunggu BAC 2025.
Secara umum Antonius menilai, persaingan merata di sektor ganda putra sudah tercipta sejak babak-babak awal. Pertarungan ketat pun sulit terhindar dan dipastikan menguras tenaga setiap pemain. Oleh karenanya, ketahanan fisik menjadi salah satu faktor penentu untuk bersaing di level elite dunia. "Jadi persiapan ke depan harus lebih dimaksimalkan lagi. Untuk teknik dari sisi defensif harus ditingkatkan lagi, power harus lebih dikeluarkan apalagi dengan laju shuttlecock yang lambat seperti di sini, harus punya cara mengantisipasinya," pungkasnya.


