Bertanding di Ningbo Olympic Sports Center Gymnasium, Ningbo, China, Gregoria kalah tiga gim 17-21, 21-18, 12-21 dalam tempo 60 menit. "Kim Ga Eun bisa dibilang dari awal sudah tahu akan main seperti apa, sudah menyiapkan pola untuk mengincar titik-tiitk lemah saya," tutur Gregoria melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI.
"Di gim pertama sebenarnya sudah cukup nyaman, bisa unggul tiga poin tapi akhirnya malah bisa terkejar. Sayang, saat poin 17-17 saya tidak bisa konsisten permainannya, banyak sekali buang poin," jelasnya.
"Di gim kedua bisa ambil walaupun sempat ketat lalu berlanjut di gim ketiga," Gregoria, menambahkan.
Di gim penentu, Gregoria membuka keunggulan 5-1. Namun, Kim mampu bangkit dan mengimbangi permainan Gregoria hingga menyamakan kedudukan 9-9. Ia bahkan mengambil alih keunggulan 11-9 saat interval gim ketiga.
Selepas interval, sejumlah kesalahan yang dilakukan Gregoria memberikan keuntungan bagi Kim, yang terus meraup poin demi poin hingga mengantongi delapan match points di pengujung pertandingan. Kim akhirnya menang untuk kali pertama atas Gregoria, setelah mengunci kemenangan di gim ketiga dengan skor 21-12. "Di gim ini, dia celahnya sudah tertutup semua, sudah membaca ke mana serangan akan saya tempatkan, ke mana bola akan saya olah sudah antisipasi," papar Gregoria.
"Sebelum saya mendapat serangan, dia sudah mengubah duluan," ungkap pemain asal Wonogiri, Jawa Tengah ini.
"Dengan laju shuttlecock yang cenderung lambat memang cukup sulit bagi saya untuk melakukan variasi-variasi yang saya punya, saya harus belajar lagi untuk mengatasi hal ini. Selain itu, saya akui belum ada perkembangan yang signifikan dari perbaikan setelah All England tapi saya akan tetap berusaha dengan keras. Apa yang masih kurang terus diperbaiki," demikian Gregoria.


