"Puji Tuhan, sangat bersyukur, tidak henti-hentinya karena hasil yang kami dapat mau menang ataupun kalah itu yang terbaik. Kami juga selalu mencoba yang terbaik," kata Felisha kepada tim Humas dan Media PP PBSI, seusai pertandingan berdurasi 38 menit yang berakhir dengan skor 21-15, 21-11.
"Hari ini kami bisa bermain dengan baik, dengan bersih, bisa mengontrol pertandingan dan strateginya. Tidak mudah tapi bukan berarti kami kalah. Kami mau terus maju," Felisha, menambahkan.
Sementara, Jafar menuturkan, mereka berupaya bermain lepas dalam pertandingan ini, mengingat Goh/Lai merupakan pasangan elite dunia yang sarat pengalaman. Namun, Jafar ingin menuntaskan rasa penasaran saat bertanding melawan pasangan negeri jiran tersebut. "Mereka adalah pemain top jadi kami tadi nothing to lose saja. Tapi, ada rasa penasaran memang bagaimana melawan mereka dan kami tidak lupa untuk mempelajari permainan mereka," katanya.
Hadirnya kembali pemain ganda campuran Dejan Ferdinansyah, yang duduk bersama Rionny Mainaky di kursi pelatih, lanjut Jafar,turut berperan penting dalam meraih kemenangan dua gim atas Goh/Lai. "Dia (Dejan) sudah pernah bertemu dengan Goh/Lai, jadi bisa kasih tahu solusi-solusi bagaimana bermainnya," ungkapnya.
Jafar dan Felisha meluapkan rasa syukur atas pencapaian semifinal BAC dalam debut mereka. Namun, mereka tetap berupaya untuk melanjutkan tren kemenangan pada BAC 2025. "Belum puas pastinya, kalau bisa terus jangan sampai kalah," kata Felisha.
"Tidak menyangka bisa mendapat medali di laga debut, kami hanya mencoba melakukan yang terbaik di setiap pertandingan," Jafar, menimpali komentar partnernya.
Di semifinal, Sabtu (12/4), Jafar/Felisha akan berhadapan dengan pemenang pertandingan antara unggulan kedelapan Hiroki Midorikawa/Natsu Saito (Jepang) dan unggulan kedua Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping (China).


