Untuk itu, ia berjanji lebih berhati-hati dan memperhatikan posisi lawannya itu saat bertanding lagi nanti. "Ya memang selalu sulit lawan Axelsen karena kami sama-sama punya strategi dan cara bermain untuk mengalahkan satu sama lain, jadi evaluasi tetap ada meskipun pertandingan ini adalah fun games, tetapi kami tetap pastikan melakukan yang terbaik," kata Anthony, dikutip dari Antara.
Ia menilai akurasi menjadi faktor kunci ketika menghadapi Axelsen yang unggul dalam postur tubuh. Namun, baginya, kesabaran dan ketelitian diperlukan untuk mengimbangi lawan agar tidak terjebak dalam pola serangan yang merugikan diri sendiri. "Harus terukur dan tepat dari posisinya, jadi memang harus lebih teliti," ujarnya.
Anthony menegaskan akan tetap berusaha memberikan performa maksimal untuk tim dan menyebut pertandingan tadi itu sebagai bahan pembelajaran dalam menghadapi turnamen lainnya nanti.
Sementara, Axelsen merasa puas dengan penampilannya setelah membawa timnya mengalahkan Hurricanes. Meski sempat kehilangan gim keempat, ia menunjukkan ketenangan dalam mengendalikan permainan. Agresivitasnya di tiga gim awal membuat Ginting kesulitan mengembangkan permainan. "Kondisi saya bagus dan baik-baik saja, hanya sedikit melakukan kesalahan di gim terakhir tadi," kata pemain berpostur tubuh jangkung ini.
Axelsen menyebut turnamen ekshibisi BDMNTN-XL 2025 ini menjadi salah satu momen penting dalam rangkaian kegiatannya yang cukup padat. "Setelah BXL, saya harus ke Finlandia, jadi saya ingin memiliki waktu sepekan untuk latihan dan pemulihan, serta memiliki waktu bersama keluarga sebelum bepergian ke Eropa untuk bermain," ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya keseimbangan antara jadwal turnamen dan kehidupan pribadi. Waktu bersama keluarga, lanjutnya menjadi bagian dari motivasi menjaga performa di lapangan.


