"Walau menang, tapi saya pribadi sangat kecewa dengan penampilan saya hari ini. Pelajaran untuk pertandingan berikutnya bagaimana saya harus bisa mengatasi keadaan tidak enak seperti tadi," kata Fikri kepada tim Humas dan Media PP PBSI, sesudah pertandingan berdurasi 72 menit itu. 

"Saya harus mengurangi kesalahan sendiri dan harus lebih sabar dalam menggunakan teknik permainan," tambah pemain asal klub bulu tangkis SGS-PLN Bandung tersebut.

Sementara, Fajar menilai, Lundgaard/Vestergaard tampil impresif dengan permainan yang solid dan penuh tenaga. Mereka juga memiliki flick service akurat yang kerap menyulitkan. Lundgaard/Vestergaard, lanjutnya, juga menunjukkan keuletan di lapangan, bahkan sesekali melakukan psywar alias perang urat syaraf untuk mengusik konsentrasi dan memancing emosi lawan. "Kami tidak boleh terpengaruh walaupun ada emosional tapi lebih jadi semangat yang terkontrol," ungkapnya.

Menjelang laga perempat final melawan Ben Lane/Sean Vendy, Fajar menyatakan bahwa mereka harus tampil lebih waspada. Ia menyadari, ganda putra Inggris itu tengah berada dalam performa terbaik setelah menjuarai Arctic Open 2025, pekan lalu. Sehingga, diperlukan fokus dan kesiapan penuh untuk menghadapi tekanan sejak awal pertandingan. "Kami harus fokus ke pola permainan kami, tidak boleh memikirkan hal lain," tegasnya.

Pada kesempatan tersebut, Fajar juga mengucap rasa syukur atas pencapaian pasangan senegara, Muhammmad Rian Ardianto/Rahmat Hidayat, yang meraih hasil serupa setelah mengalahkan Takuchi Nomura/Yuichi Shimogami asal Jepang di babak 16 besar. Pasangan debutan "Merah Putih" itu menang tiga 21-15, 16-21, 21-17. "Saya juga bersyukur alhamdulillah, Rian/Rahmat berhasil maju juga ke perempat final. Mereka tampil cukup menjanjikan di debutnya," pungkasnya.