Bertanding di Jyske Bank Arena, Odense, Denmark, Rabu (15/10), Anthony kalah dari tunggal putra andalan tuan rumah, Anders Antonsen, melalui dua gim langsung 7-21, 19-21 dalam tempo 47 menit. "Ini pertemuan pertama saya dengan Antonsen setelah dua tahun lebih tidak bertemu. Cukup lama dan cukup terasa perbedaan dia hari ini dengan dulu," tanggapnya melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI.
"Secara pola permainan tidak banyak berubah, hanya sekarang dia bisa lebih konsisten dengan permainannya. Tidak heran, 1-2 tahun ini dia sangat stabil dan bisa menduduki peringkat dua dunia," Anthony, menjelaskan.
Di gim pertama, pemain berperingkat ke-11 dunia itu mengaku kesulitan menemukan pola permainan yang tepat, sementara Antonsen tampil sangat agresif sejak awal. Meski sudah berusaha mengimbangi permainan lawan, ia justru banyak melakukan kesalahan sendiri yang berujung pada hilangnya momentum.
Lebih lanjut Anthony menjelaskan, memasuki gim kedua, ia berupaya meyakinkan diri untuk bermain sesuai strategi yang telah disiapkan, meski sempat kesulitan hingga interval. Saat jeda di poin 11, pelatih Indra Wijaya memberikan arahan agar ia tidak lagi ragu dalam mengambil keputusan, dan lebih yakin menentukan pola permainan, apakah ingin tampil menyerang atau bermain lebih tenang. "Dari situ, saya nothing to lose dan akhirnya bisa keluar dari tekanan," tuturnya.
"Tapi sayang, setelah unggul 2-3 poin, saya masuk ke pola permainan Antonsen yang cukup berubah. Saya kurang siap dengan itu," tambahnya.
Seusai comeback, Anthony mengakui belum menemukan cara efektif untuk membalikkan situasi saat terpancing mengikuti ritme permainan lawan, seperti yang dialaminya dalam laga di babak pertama turnamen bulu tangkis level BWF World Tour Super 750 ini.


