"Yang pertama puji Tuhan bisa kembali juara di Super 750. Lawan Shi Yu Qi selalu tidak mudah karena dia pemain yang sangat matang, tetapi saya melakukan semaksimal yang saya bisa karena di sini," kata Jojo, sapaannya, melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI.

"Kondisinya `menang angin` (dan) `kalah angin` juga. Jadi, ya, strateginya sangat berpengaruh," Jojo, menambahkan.

Lebih lanjut peraih titel juara Korea Open 2025 ini menjelaskan, kekalahan di gim pertama dipengaruhi oleh kondisi angin di lapangan yang cukup kencang, serupa dengan yang dialaminya di babak empat besar. Strategi yang diterapkannya dinilai kurang tepat untuk menghadapi situasi tersebut, sehingga berujung pada kekalahan di gim pembuka. "Yang menjadi penentu kemenangan sebenarnya di awal gim ketiga, ketika saya berada di sisi lapangan yang sama, jadi itu titik poin pentingnya," katanya.

Jojo menyatakan, gelar juara Denmark Open 2025 bukan sekadar trofi biasa, melainkan puncak dari perjuangan panjang selama beberapa bulan terakhir yang penuh tantangan dan pengorbanan. Kemenangan ini menjadi bukti kerja keras yang akhirnya membuahkan hasil manis di turnamen bulu tangkis level BWF World Tour Super 750 tersebut. "Ada beberapa problem di badan saya, yang pelan-pelan saya harus balikin kondisinya dulu, balikin sakit-sakitnya dulu, dan sampai akhirnya hasilnya bisa mengikuti di dua pertandingan belakang ini," pungkasnya.