Hendra/Ahsan Tersisih, Indonesia Tak Punya Wakil di Final

Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia) harus terhenti di semifinal. (Copyright: Badmintonphoto | Courtesy of BWF)
Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia) harus terhenti di semifinal. (Copyright: Badmintonphoto | Courtesy of BWF)
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Setelah berduel selama 50 menit, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan harus rela menyerahkan tiket final Toyota Thailand Open 2020 BWF World Tour Super 1000 kepada ganda putra Taiwan, Lee Yang/Wang Chi Lin. The Daddies terpaksa menelan kekalahan 21-14, 20-22 dan 12-21 dari Lee/Wang pada pertandingan yang berlangsung di Impact Arena, Bangkok, Sabtu (23/1). Dengan hasil ini, maka tim bulutangkis Indonesia tidak memiliki wakil di partai puncak, besok (24/1).

Meski kalah dan batal melangkah ke babak final, ganda putra nomor dua dunia itu tetap memuji penampilan lawan. Menurut Ahsan, Lee/Wang tengah berada pada level yang bagus.

“Pertama, saya ingin memberi selamat kepada Lee / Wang. Hari ini mereka bermain bagus alaupun kamu sudah berusaha maksimal. Kami perlu mengakui mereka bermain lebih baik hari ini. Energi mereka lebih tinggi. Kekuatan mereka berada pada level yang bagus dan mereka lebih bersemangat daripada kami. Kualitas itu menonjol dalam penampilan mereka, terutama kekuatan,” beber Mohammad Ahsan kepada Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).

“Di game kedua, kami tertinggal beberapa poin dan kami berhasil mengejar ketinggalan. Di poin-poin kritis itu, kami melakukan kesalahan sendiri. Di game ketiga, mereka memaksa menyerang kami hingga kami tidak bisa membangun permainan kami sendiri,” timpal Hendra Setiawan menjelaskan soal pertandingan.

Sementara itu, Lee/Wang yang merupakan juara Yonex Thailan Open 2020 BWF World Tour Super 1000 pekan lalu itu menganggap bahwa ini adalah kemenangan besar buat mereka.

“Ahsan dan Setiawan jauh lebih terampil dari kami, jadi mungkin di game pertama kami gugup. Mereka mengontrol game pembuka dengan banyak smash, jadi kami harus mengubah strategi untuk beradaptasi. Kami menggunakan kecepatan dan kekuatan untuk memberikan tekanan. Kami benar-benar ingin mengalahkan mereka, karena mereka adalah pemain yang fantastis dan berpengalaman,” ungkap Wang Chi-Lin.

“Kami adalah pemain yang terampil, tapi kami memang membutuhkan lebih banyak kekuatan dan kecepatan untuk mendorong lawan kami dan tidak hanya bertahan. Kami merasa lelah, tapi kami terus berkata kepada satu sama lain. Kami berkomunikasi di lapangan dengan kata-kata motivasi. Kami pasti akan tidur sekarang dan istirahat untuk putaran final besok,” sambung Lee Yang menambahkan.