Herry IP: Lolosnya Hendra/Ahsan di Luar Ekspektasi

Herry Iman Pierngadi, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (Foto:PBSI)
Herry Iman Pierngadi, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (Foto:PBSI)
Internasional ‐ Created by Pryatamadika

Jakarta | Pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan akan menjadi salah satu wakil Indonesia dari sektor ganda putra untuk Olimpiade Tokyo 2020 mendatang. Berada di urutan kedua Race to Tokyo dengan raihan 96.757 poin, Hendra/Ahsan tentunya bakal menjadi pendamping ganda putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.

Seperti dikutip dari Bolasport.com, Kepala Pelatih Ganda Putra PBSI, Herry Iman Pierngadi mengatakan bila dirinya sempat tidak menyangka kalau The Daddies akan lolos kualifikasi ke Olimpiade Tokyo 2020, Juni mendatang. “Lolosnya Hendra/Ahsan di luar ekspektasi, karena dari awal memang kan saya belum tahu siapa yang akan lolos. Namun, setengah jalan baru akhirnya terlihat," kata Herry.

Lolosnya Hendra/Ahsan ke Olimpiade Tokyo 2020 bukan tanpa alasan. Pasangan peringkat dua dunia ini tampil impresif sepanjang 2019 lalu dengan raihan gelar Juara Dunia 2019, juara All England 2019 BWF World Tour Super 1000, Juara BWF World Tour Finals 2019 Guangzhou dan New Zealand Open 2019 BWF World Tour Super 300 serta tujuh titel runner up BWF World Tour.

“Saya sudah ikut ke Olimpiade sejak 2000. Kalau melihat dari sejarah, kadang-kadang pemain unggulan justru tersandung. Itu yang mesti diperhatikan. Memang tidak semua, tetapi kadang terjadi seperti itu, pemain yang mengalami hal itu biasanya yang masih muda usia karena belum tahan beban mentalnya,” tuturnya.

Sebelum berlaga di ajang Olimpiade Tokyo 2020, The Daddies masih akan menjalani beberapa turnamen lainnya. Antara lain All England 2020 BWF World Tour Super 1000, Malaysia Open 2020 BWF World Tour Super 750, Singapore Open 2020 BWF World Tour Super 500 dan Indonesia Open 2020 BWF World Tour Super 1000.

Bukan cuma itu, Hendra/Ahsan juga diproyeksikan akan ambil bagian pada Piala Thomas 2020 dan Kejuaraan Asia 2020 yang merupakan perhitungan terakhir sebelum ke Tokyo.