Lantas, jika ditanya siapa lawan terhebatnya, khususnya dalam persaingan pada Kejuaraan Dunia 2025, ASY akan menjawab bahwa cuma ada satu orang, yaitu dirinya sendiri. "Semua lawan adalah ancaman bagi saya, tetapi ancaman terbesar sebenarnya adalah diri saya sendiri," ujarnya, sebagaimana dilaorkan BWF melalui lamannya pada Selasa (19/8).
Menilik dari komentarnya, tersirat kesan bahwa ASY adalah sosok perfeksionis dengan rasa percaya diri yang tinggi. Namun, di balik penampilannya yang tenang itu, ASY mengakui, rasa gugup dan tekanan menjadi bagian dari seorang olahragawan. "Saya memang merasa gugup dan tertekan, tetapi saya berusaha untuk tidak mengungkapkannya. Belajar menikmati emosi-emosi tersebut adalah bagian dari prosesnya," paparnya.
Pekan depan, ASY melangkahkan kaki ke dalam arena pertandingan Kejuaraan Dunia 2025 di Adidas Arena, Paris, Prancis, dengan status juara bertahan. Namun, persiapannya ke Paris sempat terusik oleh cedera lutut. Ia mundur dari laga semifinal China Open 2025, saat bertanding melawan wakil tuan rumah Han Yue. "Lutut saya sudah pulih sepenuhnya. Meski beberapa latihan saya intens, saya masih bisa mengikutinya. Pemulihannya hampir 100 persen," ungkapnya, seraya menambahkan, ia telah dapat mengikuti sebagian besar program latihan tim nasional.
Di babak pertama, ASY akan bertemu dengan pemain peringkat ke-101 dunia asal Belgia, Clara Lassaux. Berdasarkan hasil undian, ASY juga berpeluang bertemu dengan sejumlah pemain papan atas yang sudah menjadi rivalnya dalam Tur Dunia BWF, yaitu Gregoria Mariska Tunjung (Indonesia), Michelle Li (Kanada), serta rekan senegaranya Sim Yu Jin. "Di Kejuaraan Dunia tidak ada pertandingan yang bisa dianggap remeh. Saya hanya perlu menghadapi mereka satu per satu," tanggap atlet kelahiran Gwangju ini.
Selain itu, Paris menyimpan kenangan tak terlupakan bagi ASY. Tahun lalu, ia meraih medali emas Olimpiade Paris 2024 dan menempati podium tertinggi French Open 2024 di tempat yang sama. Namun, menurutnya, keberhasilan masa lalu tidak menjamin keberhasilan tahun ini. "Saya hanya ingin menunjukkan apa yang telah saya persiapkan dan tampil sebaik mungkin. Setelah itu, hasil akan mengikuti," tegasnya.
Sementara pada musim kompetisi tahun ini, ASY telah meraih enam gelar juara, termasuk tiga titel juara pada turnamen bulu tangkis level BWF World Tour Super 1000. "Awal tahun saya hanya mencoba menikmati permainan, tetapi seiring berjalannya waktu, saya menjadi lebih bersemangat untuk menang dan mulai menaruh lebih banyak ekspektasi pada diri sendiri," ujarnya.
Tekad itu terbukti pada Indonesia Open 2025, Juni lalu, ketika ia melakukan comeback saat melawan Wang Zhi Yi (China) di final. Ia menolak menyerah setelah kalah di gim pembuka lalu tertinggal 17-9 di gim berikutnya, lalu merebut kemenangan dua gim terakhir. "Saya fokus pada satu poin demi satu poin. Saya melihat lawan agak goyang, lalu saya mencoba memanfaatkan kelemahan itu," kenangnya.


