Felisha, yang bermain di nomor ganda campuran bersama Jafar Hidayatullah, menerima undangan terlebih dahulu sebelum Alwi memastikan lolos pada pekan-pekan terakhir. "Dari awal melihat info Alwi lolos, saya langsung mengirim pesan ke dia. Saya senang juga Alwi bisa main di sini. Debut bersama. Tapi dia memang tidak mau kalah dengan saya," canda Felisha, dikutip dari siaran pers Humas PP PBSI pada Selasa (26/8) pagi.
"Felisha menyelamati saya saat dipastikan masuk ke Kejuaraan Dunia. Saya senang berteman dengan Felisha yang selalu punya sikap dan mindset positif," Alwi, menimpali komentar rekannya tersebut.
Kedekatan antara keduanya membuat mereka banyak mengobrol, berdiskusi, dan mendukung satu sama lain. "Kami banyak mengobrol dan berdiskusi. Tidak hanya tentang di lapangan bulu tangkis, tapi juga hal lain seperti makanan, pakaian, dan lain-lain," tutur Felisha.
Bagi Alwi, tidak pernah terbayangkan bisa tampil di Adidas Arena secepat ini dan ia siap menampilkan performa maksimal. "Senang Alhamdulillah akhirnya bisa ke sini. Vibes dan atmosfernya memang sangat berbeda. Kejuaraan Dunia adalah kejuaraan yang dinantikan semua pemain. Semoga dengan adanya kesempatan ini saya bisa memaksimalkan apa yang sudah saya dan pelatih persiapkan. Saya sangat menantikan untuk menampilkan apa yang saya punya," paparnya.
"Saat perjalanan menuju ke Paris memang ada rasa yang sangat excited tapi saya harus bisa mengontrol hal itu. Harus me-manage secara emosional. Tahun lalu saat menonton Olimpiade Paris dari televisi, rasanya tidak terbayangkan bisa main di Adidas Arena dalam waktu dekat jadi ini sebuah kebanggaan untuk saya bisa main di Kejuaraan Dunia apalagi venuenya adalah venue Olimpiade," Alwi, menjelaskan.
Senada dengan Alwi, Felisha juga merasa sangat senang bisa tampil di Paris. Ia mengaku lebih fokus untuk tampil lepas tanpa beban. "Puji Tuhan bisa sampai di Paris untuk Kejuaraan Dunia. Ajang yang memang sangat saya tunggu dari bulan April saat terpilih bisa main. Senang banget dan saya siap melakukan yang terbaik," tanggapnya.
"Melihat Adidas Arena memang tampilannya berbeda dari saat Olimpiade. Waktu itu kan terang sekali, di sini sekarang bagian tribun penontonnya gelap. Tapi saya tetap merasakan aura yang berbeda. Dari kebiasaan-kebiasaan tidak ada yag diubah, sama saja dengan turnamen-turnamen biasa. Paling fokusnya ditambah biar bisa main nothing to lose," demikian Felisha.


