Keluar dari Timnas, Bangkit, Juara Dunia

Chen Tang Jie/Toh Ee Wei (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Chen Tang Jie/Toh Ee Wei (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Internasional ‐ Created by EL

Kuala Lumpur | Pada 2019, Toh Ee Wei mengundurkan diri dari tim nasional (timnas) bulu tangkis Malaysia dan pensiun karena masalah sinus. Sesudah pulih lalu kembali bergabung setahun kemudian, masalah lain muncul. Pada 2021, ia didiagnosis menderita tuberkulosis tulang di punggungnya yang memaksanya menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Ia terus-menerus berjuang mengusir rasa sakit, bahkan kerap bergantung pada obat pereda nyeri demi dapat tetap berlatih dan bertanding.

Dengan dukungan dari Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) serta sejumlah pihak lainnya, Toh menjalani proses rehabilitasi intensif selama berbulan-bulan. Ia membangun kembali kondisi fisik begitu pun performanya di lapangan. Dua tahun kemudian, kerja keras itu terbayar. Bersama partnernya, Chen Tang Jie, Toh sukses meraih gelar juara di Orléans Masters 2023, kemenangan yang juga mengantarkan ganda campuran negeri jiran itu menembus jajaran 20 besar dunia.

Pada Minggu (31/8) di Adidas Arena, Paris, Prancis, perjalanan Chen/Toh mencapai tonggak bersejarah dengan menjadi juara dunia ganda campuran pertama asal Malaysia. Mereka menundukkan pasangan peringkat ke-2 dunia asal China, Jiang Zhen Bang/Wei Ya Xin, melalui straight games 21-15, 21-14. "Saya mengalami banyak pasang surut, dan juga sering sakit," ungkap Toh, seperti dilaporkan New Straits Times, Senin (1/9).

Bagi Chen/Toh, kemenangan di partai puncak kejuaraan dunia edisi ke-29 itu bukan semata-mata terkait bakat. Pasangan peringkat ke-3 dunia itu berhasil mengatasi kendala komunikasi yang sebelumnya sempat menjadi tantangan besar dalam perjalanan mereka. Di Paris, kekompakan mereka terlihat jelas di hadapan khalayak. "Saat kami melangkah ke lapangan, rasanya sudah berbeda," ungkap atlet beusia 24 tahun asal Melaka tersebut.

"Tang Jie sangat bersemangat dan dia menarik saya untuk bergabung dengannya. Komunikasi itu sangat membantu kami," Toh, menambahkan.

Senada dengan partnernya, Chen berujar, "Setiap turnamen adalah sebuah pengalaman. Bukan hanya menang yang membuat segalanya baik, atau kalah yang membuat segalanya buruk. Apa yang kami lakukan setiap hari, bagaimana kami berkomunikasi setiap hari, itulah yang terpenting."

Kemenangan Chen/Toh di Paris yang bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Malaysia akan dikenang sebagai salah satu prestasi bulu tangkis terbaik Malaysia. "Kami bermain dengan bendera di dada. Kami bangga akan hal itu dan ingin menang untuk Malaysia," tegas Toh.

Bagi seorang pemain yang pernah terbaring di ranjang rumah sakit, menghadapi masa depan yang tak menentu, gelar juara dunia adalah hadiah atas perjuangan, tekad, serta kerja keras. "Ini bukan akhir. Kita harus tetap rendah hati dan terus mengejar gelar juara berikutnya," demikian Chen.