Malaysia Masters 2025 - Letupan Kemarahan "Naga Api"

Herry Iman Pierngadi (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Herry Iman Pierngadi (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Internasional ‐ Created by EL

Jakarta | Khalayak Malaysia dilanda rasa senang dan bangga atas keberhasilan tiga wakilnya menembus semifinal Malaysia Masters 2025. Dua di antaranya berasal dari nomor ganda putra, sektor yang ditangani Herry Iman Pierngadi. Namun, selain gembira, ada rasa gusar yang amat membekas di ingatan mereka, terlebih bagi pelatih asal Indonesia yang diberi julukan "coach naga api" itu. Tiga keputusan wasit asal Swiss, Peter Meszaros, dinilai seantero negeri jiran telah merugikan pasangan tuan rumah Kang Khai Xing/Aaron Tai.

Herry geram atas keputusan Meszaros yang memimpin pertandingan antara Kang/Aaron dan Rasmus Kjær/Frederik Søgaard asal Denmark di babak kedua turnamen bulu tangkis level BWF World Tour Super 500 tersebut, Kamis (22/5).

Kok yang berasal dari pukulan keras Kjaer di gim ketiga, dianggap oleh Meszaros mengenai Aaron, sebelum melebar saat kedudukan 14-12. Keputusan tersebut sangat mengejutkan pasangan Malaysia tersebut, termasuk Herry dan asistennya Muhammad Miftakh, yang duduk di belakang Kang/Aaron.

New Straits Times melaporkan, hal ini berujung pada akhir yang menyedihkan bagi Aaron/Kang lantaran keputusan kontroversial tersebut berimbas pada mental mereka. Kjær/Søgaard kemudian unggul 15-12 dan menang tiga gim 21-10, 24-26, 21-16 untuk mencapai perempat final. "Kita bisa menerima kekalahan, tetapi bukan ini jalannya," kata Herry.

Dalam pertandingan tersebut, Herry dan Miftakh menghampiri Meszaros lalu menyerukan protes, mengklaim bahwa ini adalah ketiga kalinya wasit membuat keputusan yang salah terhadap Kang/Aaron. "Menang dan kalah itu wajar, tetapi wasit tidak adil. Kami tidak memiliki 'challenge lagi dan dan jika ada, kami akan meminta peninjauan ulang. Saya berdiri dan memberi tahu wasit, 'Anda tidak adil, karena Anda melakukannya tiga kali'," ungkapnya.

"Yang pertama keluar tetapi dinyatakan masuk, sementara yang kedua masuk tapi dinyatakan keluar. Tetapi yang ketiga, wasit mengatakan kok mengenai Aaron. Kami telah melihat tayangan ulang video dan kok tidak menyentuhnya karena dia menghindarinya," Herry, menjelaskan.

Jika Meszaros memberikan keputusan yang tepat, menurut Herry, hasil pertandingan bisa saja berbeda. Terlebih pada saat itu Kang/Aaron tengah berjuang dalam posisi tertinggal 12-14. "Kang/Aaron menjadi sangat emosional dan tidak dapat bermain dengan baik setelah itu. Mereka adalah pemain muda, emosi dan kekuatan mental mereka dapat dengan mudah terguncang oleh insiden seperti itu. Irama permainan mereka terganggu bukan hanya sekali tetapi tiga kali," tutur Herry.

"Saya akan meminta BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia) untuk membuat laporan resmi kepada BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tentang keputusan yang salah dan meningkatkan kualitas wasit di masa mendatang," tambahnya.

Ia pun berharap, Kang/Aaron tidak patah semangat dengan insiden tersebut. "Terkadang, hal-hal seperti ini memengaruhi emosi pemain muda dan kita tidak tahu apakah mereka dapat pulih dengan cepat atau butuh waktu lebih lama untuk keluar dari kekecewaan," pungkasnya.