Park Joo Bong Ungkap Rahasia Jepang Selama ‘Libur’ Pandemi

Kepala Pelatih tim nasional Jepang, Park Joo Bong (kiri).
Kepala Pelatih tim nasional Jepang, Park Joo Bong (kiri).
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Tim bulutangkis Jepang memang tidak menurunkan kekuatan penuhnya pada ajang Denmark Open 2020 BWF World Tour Super 750, pekan lalu dikarena sebagian besar pemainnya memutuskan untuk mundur dengan alasan kesehatan. Meski demikian, Negeri Sakura tetap berhasil membawa pulang dua gelar juara dari sektor tunggal putri dan ganda putri melalui Nozomi Okuhara serta Yuki Fukushima/Sayaka Hirota.

Denmark Open 2020 BWF World Tour Super 750 sendiri merupakan turnamen pertama setelah vakum selama tujuh bulan akibat pandemi virus korona. Selepas kejuaraan All England 2020 BWF World Tour Super 1000, pertengahan Maret lalu, Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) terpaksa menunda bahkan membatalkan hampir setiap kompetisi, termasuk putaran final Piala Thomas dan Uber 2020.

Dilansir situs resmi BWF, Kepala Pelatih bulutangkis Jepang, Pak Joo Bong kemudian membeberkan rahasia timnya selama pandemi. Meski sempat mengalami kendala di tiga bulan awal pandemi, tim nasional buutangkis Jepang di bawah kepemimpinan Joo Bong akhirnya baru bisa memulai pemusatan latihan pada September lalu.

“Setelah All England, semua program kami dihentikan. Kami mencoba memulainya pada Juni. Tetapi tim profesional dan klub merasa takut bila para pemain berkumpul di pemusatan latihan. Di Tokyo angka infeksinya tinggi, jadi kami mencoba melakukan pemusatan pelatihan di luar Tokyo. Tapi pemain masih takut untuk bepergian dari Tokyo,” beber Park Joo Bong mengutip dari bwfbadminton.com.

“Pada September kami memulai pemusatan latihan nasional. Awalnya kami sangat takut dan hati-hati. Pada akhir September semuanya sempurna, dan kami menyadari bahwa pusat pelatihan nasional adalah tempat terbaik karena aman. Setelah itu semua pemain tahu bahwa pusat pelatihan adalah tempat terbaik. Tidak ada yang mengeluh,” sambungnya menambahkan.

Joo Bong menuturkan, sebelum berkumpul di pemusatan latihan pada September lalu, para pemainnya tetap menjalani latihan mandiri di klub mereka masing-masing. Tapi tetap dalam pantauan tim pelatih nasional lewat panggilan video.

“Setiap klub baik-baik saja, pelatihan tetap dilanjutkan setelah All England. Ada yang mulai latihan pada Juni, ada beberapa juga yang telah dimulai pada Mei. Tapi para pemain terus berlatih sendiri. Saya telah mengunjungi setiap tim pada bulan Agustus. Saya pikir level para pemain tidak berbeda dari sebelumnya,” tuturnya.

Ketika para pemain kembali ke pemusatan latihan, Joo Bong mengakui bahwa awalnya, setiap pemain tidak langsung menemukan intensitas latihannya. “Mereka membutuhkan waktu pada awalnya. Dua hari pertama adalah pelatihan gratis. Pemain putra dan putri memiliki sesi terpisah. Kami tidak dapat memiliki banyak pemain di aula yang sama, jadi kami harus membuat sesi pendek,” katanya.

“Tentu saja, karena tidak ada kompetisi untuk waktu yang lama, motivasi mereka pun sedikit menurun. Tapi begitu kami memulai pemusatan latihan nasional, motivasinya naik lagi,” tutupnya.