(Piala Sudirman) Indonesia Akui Kekuatan Jepang

Greysia Polii dan Apriyani Rahayu berpelukan usai bertanding.
Greysia Polii dan Apriyani Rahayu berpelukan usai bertanding. (Foto: PBSI)
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Kekalahan yang dialami tim beregu campuran Indonesia atas Jepang di babak semifinal Piala Sudirman 2019, lantas memupuskan harapan skuat Merah Putih untuk menyudahi puasa gelar selama 30 tahun. Kalah 1-3 pada pertandingan yang berlangsung di Guangxi Sports Center Gymnasium, Tiongkok, Sabtu (25/5) kemarin, Indonesia mengakui bila Jepang memiliki kekuatan yang merata di setiap sektornya.

“Secara keseluruhan memang kita harus akui keunggulan Jepang yang kuat. Atlet-atlet kita sudah berusaha keras. Di pertandingan pertama kita bisa kuasai, tapi di tiga pertandingan berikutnya memang harus diakui lawan lebih unggul,” kata Manajer Tim Indonesia, Susy Susanti.

“Hasil tahun ini lebih baik dari dua tahun lalu, saat itu kita tidak lolos ke perempat final. Sekarang lolos ke semifinal, walaupun sebenarnya kita ingin prestasi tertinggi, yaitu juara,” sambungnya menambahkan.

Sektor ganda putra yang diwakili pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon menjadi satu-satunya poin yang berhasil diamankan Indonesia. Turun di partai pembuka, The Minions menang 21-14 dan 21-18 atas Takeshi Kamura/Keigo Sonoda.

Di partai kedua, Gregoria Mariska Tunjung tak bisa berbuat banyak saat dikalahkan Akane Yamaguchi dengan skor 13-21 dan 13-21. Selanjutnya, Anthony Sinisuka Ginting juga belum berhasil menghentikan laju Kento Momota. Meski sempat berlangsung sengit, namun Anthony akhirnya kalah 17-21 dan 19-21 dari tunggal putra peringkat satu dunia itu.

Setelah unggul 2-1, Jepang berhasil memastikan kemenangannya di partai keempat setelah pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu kembali harus dikalahkan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara dengan skor 15-21 dan 17-21. Melihat hasil ini, Susy juga mengakui bila Jepang punya kekuatan merata di semua sektor, khususnya di nomor tunggal.

“Kalau dilihat secara kekuatan, maunya nyolong di ganda putra dan tunggal putra, dan nanti penentuannya di ganda campuran. Tunggal putri dan ganda putri secara head to head dan peluang memang lebih kecil dibanding tiga nomor lain. Anthony sudah main bagus tapi di poin kritis dia kurang tenang. Gregoria sudah berusaha tapi dia harus banyak evaluasi. Jepang memang lebih unggul di nomor tunggal,” jelasnya.

“Tahun ini Jepang memang lebih baik, kekuatan mereka lebih merata, mereka layak masuk final,” pungkas Susy.