Andai Greysia Pensiun, Muncul 3 Usulan Calon Pasangan Apriyani

Ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu. (Foto: BADMINTONPHOTO - Yves Lacroix)
Ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu. (Foto: BADMINTONPHOTO - Yves Lacroix)
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Legenda ganda putri Indonesia era 70-an, Imelda Wiguna punya pandangan pribadi soal kandidat yang sekiranya pantas dan layak meneruskan kiprah Greysia Polii andai dia gantung raket untuk bertandem dengan Apriyani Rahayu di masa mendatang. Tanpa bermaksud ikut campur dalam hal tersebut, Imelda mengatakan bahwa sosok Ribka Sugiarto, Siti Fadia Silva Ramadhanti dan Yulfira Barkah dianggap memiliki potensi untuk diduetkan dengan Apriyani demi melanjutkan prestasi ganda putri Indonesia.

“Saya melihat ada satu pasangan dari PB Djarum yang bagus, Ribka dan Fadia. Mereka bagus, serangannnya, kecepatannya sudah ada. Ada juga yang dari klub PB Mutiara, namanya Yulfira, menurut saya jangan sampai terlambat. Kalau terlambat nanti hilang, karena waktu junior dia bagus,” kata Imelda Wiguna dalam konferensi pers virtual yang digelar PB Jaya Raya sebagaimana dilansir Bolalob.com.

Ya, Greysia bisa kapan saja memutuskan pensiun, sebab dia sudah menginjak usia 34 tahun. Ditambah lagi, Greysia sudah berkeluarga dan meraih medali emas Olimpiade yang merupakan pencapaian tertinggi bagi seorang atlet. Untuk itu, mempertimbangkan dan mempersiapkan calon penerus Greysia sangatlah penting agar eksistensi ganda putri Indonesia di kancah dunia tetap diperhitungkan.

Kepala Pelatih Ganda Putri Indonesia, Eng Hian menuturkan bahwa dia sudah memikirkan calon pengganti Greysia jika keputusannya untuk gantung raket sudah bulat. Meski begitu, Eng Hian masih cukup kesulitan untuk menemukan penerus Greysia yang memiliki mental juara. Menurut dia, kriteria itulah yang saat ini cukup terbatas di Pelatnas PBSI. Sebab, jika hanya mencari pemain yang memiliki kemampuan individu hebat, Eng Hian mengaku tidak akan kesulitan untuk itu.

“Untuk mempersiapkan pengganti Greysia itu kan proses yang berjalan. Saya sendiri sudah punya beberapa pandangan. Yang pasti kriterianya yang utama untuk pengganti Greysia itu bukan masalah teknis karena itu bisa dilatih. Tapi yang saya utamakan adalah dari tekad kemauan untuk menjadi juara,” kata Eng Hian dalam konferensi pers virtual yang diselenggarakan PP PBSI.

“Itu yang menjadi masalah, karena dari pemain di Pelatnas yang punya kriteria itu tidak banyak. Kalau teknis tidak khawatir, itu sudah jadi tugas saya buat mengajarkan. Nama sudah ada, proses ke depannya harus lewat proses selektif lagi,” tutupnya.