Asa ke Olimpiade Hilang, Hafiz/Gloria: Saya Legowo Menerima Keputusan Ini

Ganda campuran Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja batal ke Olimpiade. (Foto: PP PBSI)
Ganda campuran Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja batal ke Olimpiade. (Foto: PP PBSI)
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Ganda campuran Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja harus mengubur dalam-dalam mimpinya untuk bisa berlaga di panggung Olimpiade Tokyo 2020. Hafiz/Gloria dipastikan batal ke Olimpiade setelah Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) mengonfirmasi bahwa tidak akan ada lagi perubahan terkait jendela kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020, baik itu penambahan, pengurangan, maupun penyesuaian jumlah turnamen.

Dibatalkannya sejumlah turnamen yang masuk ke dalam periode kualifikasi Olimpiade seperti India Open 2021 BWF World Tour Super 500, Kejuaraan Asia 2021, Malaysia Open 2021 BWF World Tour Super 750 dan Singapore Open 2021 BWF World Tour Super 500 jelas sangat merugikan buat Hafiz/Gloria. Apalagi mereka tengah berusaha mengembalikan posisinya ke peringkat delapan besar Race to Tokyo yang ‘dijambret’ pasangan Inggris, Marcus Ellis/Lauren Smith usai menjadi runner up di Kejuaraan Eropa 2021.

Dengan tidak ada lagi turnamen kualifikasi tersisa, maka Hafiz/Gloria harus terpaku di peringkat sembilan klasemen Race to Tokyo dengan raihan 60.851 poin. Mereka terpaut 647 poin dari Ellis/Smith yang berhasil mendapatkan poin tambahan dari Kejuaraan Eropa 2021.

Hafiz/Gloria hanya bisa berbesar hati atas keputusan tersebut. “Saya legowo dan berbesar hati menerima keputusan ini. Saya sudah ikhlas karena mungkin memang belum rezekinya main di Olimpiade Tokyo. Ke depan saya akan terus semangat berlatih,” ungkap Gloria Emanuelle Widjaja dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.

Bukan cuma Hafiz/Gloria, sikap serupa juga diungkapkan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky. Rionnya juga mengaku legowo dengan keputusan tersebut.

“Tadinya kami memang mau berkirim surat peninjauan kembali, karena beberapa turnamen penting dibatalkan. Tetapi setelah berkonsultasi dengan Rudy (Bambang Roedyanto, Kabid Hubungan Luar Negeri PP PBSI), dia tidak merekomendasikan. Karena waktu sudah terlalu mepet dengan pelaksanaan Olimpiade dan akan sulit untuk misalnya menambah turnamen atau membatalkan salah satu turnamen untuk Eropa,” jelas Rionny Mainaky.

“Rudy juga bilang ini bukan salah BWF atau BAC (Badminton Asia), ini murni memang karena situasi dan kondisi pandemi Covid-19 yang membuat semua menjadi serba tidak menentu. Jadi saya kira, kita semua harus terima dengan keputusan ini,” tutupnya.