Melihat Peta Kekuatan Bulutangkis Indonesia di Awal Tahun 2016

Nasional ‐ Created by AH

Jakarta, (1/2/2016) - Tahun 2016 ini merupakan tahunnya bagi olahraga Bulutangkis. Pasalnya, sepanjang tahun ini, beberapa turnamen akbar bulutangkis sudah dijadwalkan akan terselenggara di berbagai penjuru dunia.

Sebut saja ajang yang paling ditunggu-tunggu Olimpiade yang diselenggarakan empat tahun sekali itu, pada tahun ini akan segera berlangsung di Rio De Janeiro, Brazil, pertengahan Agustus mendatang. Tak hanya itu, sebelum tiba pada pesta olahraga terbesar dunia tersebut, pada pertengahan Mei mendatang, akan diselenggarakan terlebih dahulu putaran final Thomas dan Uber Cup yang akan berlangsung di Tiongkok.

Belum lagi beberapa turnamen bulutangkis bergengsi dari mulai yang berlevel Supers Series Premier, Super Series, Grand Prix Gold, dan Grand Prix, juga akan terselenggara di tahun ini.

Lalu, bagaimana dengan tim bulutangkis Indonesia sendiri menghadapi tahun bergengsi ini? Jika melihat peta kekuatan Bulutangkis Indonesia di awal tahun 2016 ini, di dua turnamen pembuka beberapa pekan lalu, harus diakui hasilnya  bisa dibilang kurang memuaskan.

Bagaimana tidak, di hasil turnamen perdana pada Malaysia Open GPG 2016 pertengahan Januari lalu, meskipun tim Indonesia dikejutkan oleh hasil gemilang yang ditorehkan pasangan muda ganda putra Gideon Markus Fernaldi/Kevin Sanjaya yang secara mengejutkan mampu menjadi kampiun di turnamen tersebut, namun hasil yang kurang menjanjikan menimpa para pebulutangkis andalan Indonesia yang diproyeksikan bakal mewakili Indonesia di ajang Olimpiade nanti.

Seperti dua andalan ganda campuran Indonesia yang saat ini bertengger di rangking 8 besar dunia yakni pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen Jordan/Debby Susanto. Tak disangaka-sangka, kedua pasangan tersebut pada turnamen perdana awal tahun itu harus angkat koper lebih awal, setelah ditaklukan lawan-lawannya di babak pertama. Tontowi/Liliyana kalah dari pasangan muda Tiongkok, Zheng Siwei/Li Yin Hui, dan Praveen/Debby kalah dari wakil Malaysia yang berangkat dari babak kualifikasi, Kian Meng tan/Pei Jing Lai.

Hasil yang lebih baik mampu ditorehkan oleh pebulutangkis tunggal putra rangking 10 dunia, Tommy Sugiarto yang mampu berjuang hingga semifinal, setelah dihentikan langkahnya oleh pebulutangkis Malaysia, Lee Chong Wei. Sementara itu, pebulutangkis tunggal putri  yang diproyeksikan untuk Olimpiade nanti, yakni Lindaweni Fanetri, di turnamen pembukanya tahun ini, hanya mampu berjuang hingga babak perempat final, setelah dihentikan oleh wakil India, P.V. Sindhu.

Sedangkan di turnamen kedua pada awal tahun ini, yakni India Open GPG yang berlangsung setelah Malaysia Open GPG, Indonesia tak menurunkan kekuatan penuh, dan hanya menurunkan pemain pelapis. Di turnamen tersebut Indonesia pun mampu mencuri satu gelar, lewat pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto yang mampu mengobati kekalahan di Malaysia lalu, setelah memastikan gelar juara usai di final menaklukan pasangan wakil Thailand, Puavaranukr DECHAPOLSapsiree TAERATTANAC.

Sedangkan dari sektor ganda putra, pasangan nomor satu Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan pasangan ganda putri nomor satu Indonesia Greysia Polli/Nitya Krishinda yang kedua pasangan tersebut saat ini berperingkat dua dunia, memutuskan absen di dua turnamen pembuka awal tahun tersebut.

Jika melihat hasil di dua turnamen pembuka awal tahun itu, yang juga hanya berlevel GPG, tentunya patut dijadikan “PR” penting bagi pihak PBSI, untuk menghadapi hajatan-hajatan  bulutangkis yang lebih besar dan bergengsi lagi di sepanjang tahun 2016 ini.  Kita berharap saja, semoga para pebulutangkis tanah air bisa cepat kembali bangkit dari “tidur panjangnya”, dan mampu mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia yang sudah terlalu lama menghilang.