Modal Positif Ana/Tiwi Menuju 2025

Febriana Dwipuji Kusuma & Amallia Cahaya Pratiwi (Humas PP PBSI)
Febriana Dwipuji Kusuma & Amallia Cahaya Pratiwi (Humas PP PBSI)
Nasional ‐ Created by EL

Jakarta | Menembus BWF World Tour Finals (WTF) 2024 dan menempati posisi ke-9 dunia di pengujung tahun, mungkin menjadi dua hal yang tak pernah terpikirkan oleh ganda putri Indonesia, Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi (Ana/Tiwi), saat memulai musim kompetisi tahun ini. Mereka mengawali turnamen Tur Dunia BWF dengan kekalahan di babak pertama Indonesia Masters 2024 dari pasangan senegara Jesita Putri Miantoro/Febi Setianingrum.

Prestasi Ana/Tiwi mulai merangkak naik setelah meraih titel runner-up pada Spain Masters 2024 dan Thailand Open 2024. Di negeri "Gajah Putih" itu Ana/Tiwi mencatatkan prestasi baru dengan mencapai semifinal dan final turnamen level BWF World Tour Super 500 untuk pertama kalinya. Namun, mereka gagal mencuri kemenangan di partai puncak setelah dihentikan oleh wakil tuan rumah Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai.

Ana/Tiwi akhirnya "pecah telur" pada 2024 setelah turnamen bulu tangkis BWF World Tour Super 500 Australian Open 2024 pada pertengahan Juni lalu. Gelar juara tersebut diraih Ana/Tiwi raih setelah menang rubber game atas wakil Malaysia Lai Pei Jing/Lim Chiew Sien di partai puncak dengan skor 12-21, 21-7, 21-13.

Dua bulan berselang, Ana/Tiwi meraih dua gelar juara beruntun turnamen bulu tangkis Tur Dunia BWF seusai memenangi laga "all-Indonesian final" Taipei Open 2024. Kemenangan atas Jesita Putri Miantoro/Febi Setianingrum itu mengantarkan Ana/Tiwi ke podium teratas turnamen level BWF World Tour Super 300 untuk pertama kalinya.

Kemudian, poin yang diraup melalui pencapaian pada empat turnamen terakhir, yaitu Hong Kong Open 2024, Korea Masters 2024, Kumamoto Masters Japan 2024, dan China Masters 2024, cukup untuk mengantarkan ke BWF WTF 2024. Ana/Tiwi mencatatkan debut dan menjadi satu-satunya wakil "Merah Putih" di nomor ganda putri, pada turnamen yang digelar di Hangzhou, China, 11-15 Desember, tersebut.

Pada BWF WTF, Ana/Tiwi menghuni Grup B bersama Baek Ha Na/Lee So Hee (Korea Selatan), Rin Iwanaga/Kie Nakanishi (Jepang), dan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (China). Namun, dengan bermodalkan satu kemenangan di fase grup dengan format round robin tersebut, tak cukup mengantarkan Ana/Tiwi melaju ke babak empat besar.

"Kami di tahun 2024 memang turun level kejuaraan tapi kami mengambil positifnya, kami bisa lebih percaya diri, bisa menyesuaikan permainan dengan yang memang kelas kami dan kami bisa membuktikan dengan hasil yang lumayan bagus. Kami tidak pernah berpikir bisa masuk World Tour Finals tapi hasil kerja keras satu tahun ini akhirnya membawa kami ke sini," papar Tiwi kepada tim Humas dan Media PP PBSI.

"Di tahun ini kami belajar untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan. Kapanpun diturunkan, di level apapun kami mencoba memberikan yang terbaik," tambahnya.  

Menghadapi musim kompetisi 2025, Ana/Tiwi dipastikan menjadi ganda putri andalan Indonesia. Mereka menjadi penerus tongkat estafet dari Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, yang pada awal tahun hingga Olimpiade Paris 2024 menjadi tumpuan pertama "Merah Putih". Apriyani dikabarkan masih berkutat dengan cedera, sementara Fadia kini berpasangan dengan Dejan Ferdinansyah untuk memperkuat sektor ganda campuran. "Kami mau lebih siap lagi di tahun 2025. Yang kurang diperbaiki dan yang sudah bagus dipertahankan," demikian Ana.