Wacana Sirnas Diikuti Pemain Asia Mengemuka

Bobby Setiabudi/Melati Daeva Oktavianti (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Bobby Setiabudi/Melati Daeva Oktavianti (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Nasional ‐ Created by EL

Jakarta | PP PBSI membuka wacana Sirkuit Nasional (Sirnas) dapat diikuti pemain dari negara-negara Asia, sebagai bagian dari upaya meningkatkan daya saing atlet muda Indonesia di kancah internasional. Meski masih sebatas wacana, tetapi menjadi salah satu masukan dalam diskusi bersama klub-klub dan legenda bulu tangkis Tanah Air dalam rangka memperkuat sistem pembinaan prestasi nasional.

"Ya, baru wacana. Sirnas ini, boleh tidak buka keran supaya atlet Asia bisa ikut, dari Thailand, Malaysia, Filipina, Kamboja, Jepang, Korea. Kita, kan, di Badminton Asia, supaya tidak tertinggal," ujar Fadil di Jakarta pada pekan lalu, dikutip dari Antara.

Lebih lanjut Fadil menjelaskan, penting bagi para atlet muda Indonesia untuk terbiasa menghadapi lawan-lawan dari luar negeri sejak level junior, sehingga mental dan daya saing mereka terus terasah menghadapi persaingan internasional.

Saat ini, Sirnas adalah salah satu ajang bulu tangkis berskala nasional yang digelar di Tanah Air. Setiap tahun, ajang ini selalu diselenggarakan dalam beberapa seri dengan tempat yang selalu berpindah di kota-kota besar di Tanah Air.

Fadil juga mengemukakan, pertemuan kali ini juga dimanfaatkan untuk memaparkan program dan visi kepengurusannya sejak terpilih enam bulan lalu. "Dari situ saya mendapatkan banyak masukan, termasuk soal standarisasi rekrutmen atlet, model klub, hingga sistem manajemen dan kepelatihan," ujarnya.

Di masa mendatang, lanjut Fadil, PP PBSI tidak hanya fokus pada pelatnas, melainkan membangun ekosistem bulu tangkis yang lebih luas, mulai dari wasit, pelatih, hingga perangkat sistem kejuaraan. "Kami ingin ada standarisasi bagi pelatih. Jangan tiba-tiba jadi pelatih tanpa jejak pendidikan atau pengalaman melatih. Kemampuan mengajar, pemahaman teknologi itu semua harus ada," kata jelasnya.

Terkait rencana pembentukan Indonesia Badminton Academy yang sempat digagas tahun lalu, Fadil menyebut saat ini program tersebut mulai bergerak, salah satunya dengan inisiasi pembangunan sekolah pelatihan di lingkungan pelatnas Cipayung. "Kami ingin pelatnas juga menjadi tempat lahirnya pelatih-pelatih baru berkualitas. Kami juga dorong daerah untuk melatih wasit dan referee, tentu harus ada master referee yang membimbing," pungkasnya.