(Olimpiade Rio 2016) Peluang Carolina Marin Raih Medali Olimpiade Pertama

Carolina Marin
indianexpress.com
Olimpiade ‐ Created by TIF

RIO DE JANEIRO - Dua kali juara dunia bulutangkis asal Spanyol, Carolina Marin berpeluang meraih medali Olimpiade pertamanya di Rio de Janeiro, Brasil. Dia akan berjuang meraih tiket ke babak final bersama wakil Tiongkok, Li Xuerui di Riocentro - Pavillion 4, Kamis (18/8) waktu setempat.

Keberadaan Marin di semifnal Olimpiade merupakan lambang dari kebangkitan olahraga bulutangkis Eropa. Terutama di sektor tunggal putri, di mana Marin menjadi satu-satunya wakil Eropa di antara kerumunan wakil Asia yang berjaya di setiap event multicabang olahraga dunia. Sebelumnya, wakil Denmark, Line Kjaersfeldt membuka peluang, namun tersingkir di babak penyisihan Grup A.

"Kinerja saya OK. Saya bukan yang terbaik, tapi yang penting adalah bahwa saya bisa memenangkan pertandingan demi pertandingan. Saya akan terus fokus menatap pertandingan berikutnya," kata Marin, pebulutangkis 23 tahun seperti dikutip Indianexpress.

Sejak pebulutangkis asal Denmark, Poul-Erik Hoyer, yang kini menjabat sebagai Presiden BWF (Federasi Bulutangkis Dunia) meraih medali emas di Olimpiade 1996, Atlanta, belum satupun wakil Eropa yang mengikuti jejaknya. Terakhir, Eropa juga diwakili Denmark melalui ganda putranya, Mathias Boe/Carsten Mogensen meraih medali perak di London 2012.

Selain Marin, Eropa juga diwakilkan oleh ganda putri Denmark Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl yang melenggang ke babak final Olimpiade 2016. Pemain veteran itu melaju ke final usai mengalahkan unggulan kedua asal Tiongkok, Tang Yuanting/Yu Yang lewat tiga set, 21-16, 14-21, 21-19.

Selanjutnya, Pedersen/Juhl akan jumpa Misaki Mastsutomo/Ayaka Takahashi untuk berebut medali emas Olimpiade, Kamis (18/8). Kejutan bakal terjadi jika Pedersen/Juhl mengalahkan unggulan pertama asal Jepang itu.

Keberadaan dua wakil Eropa ini seolah membawa harapan baru bagi bulutangkis Eropa di masa depan. Terutama untuk mematahkan dominasi Asia di kancah Olimpiade selama 20 tahun terakhir.

"Kami sudah memimpikan hal ini begitu lama", kata Juhl, pebulutangkis yang kinis sudah berusia 32 tahun tersebut. "(Olimpiade) ini bermakna banyak. Mungkin ini adalah peluang terakhir kami di Olimpiade, kami sudah tidak muda lagi, Jadi, tentu saja kami senang sekali mendapatkan medali," ungkapnya.