Bukan hanya bisa mencicipi permainan level tinggi karena berhadapan dengan pemain-pemain top dunia, tetapi mereka juga bisa merasakan atmosfer pertandingan beregu yang sarat akan tensi pertandingan yang ketat dan tinggi.
Hal tersebut yang diakui oleh klub Malaysia Tiger, SCG Thailand, Hi-Qua Wima Surabaya, dan Guna Dharma yang memang berkekuatan skuad muda. Pasukan Tiger merupakan para pemain pelatnas Malaysia lapis kedua, sementara skuad SCG sendiri, beberapa pemainnya ada yang dipersiapkan untuk ikut dalam ajang Asian Junior Championship (AJC) bulan depan. Begitu juga dengan Guna Dharma dan Hi-Qua yang seluruhnya berkekuatan pemain muda.
"Kami datang dengan delapan pemain muda berusia 19-22 tahun. Tidak ada target yang dibawa ke kejuaraan ini selain ingin memberikan pengalaman bertanding bagi pemain. Karena di ajang ini mereka mendapatkan pengalaman bertanding khususnya untuk tim even," ujarnya.
Dengan sorak-sorai penonton di DBL Arena, Rashid meyakini bahwa timnya mendapat atmosfer pertandingan beregu yang berbeda dibandingkan di negara Malaysia. "Disini terlihat bahwa mereka ternyata masih perlu improve banyak," imbuhnya.
Hal serupa juga diungkapkan asisten pelatih Hi-Qua, Muammar Basir. Datang dengan kekuatan pemain muda taruna yang akan beranjak ke level dewasa, ajang Djarum Superliga ini semakin mematangkan permainan pemainnya. "Terutama di ganda. Disini selain mereka bisa mempraktekan hasil latihan mereka, pemain juga bisa mematangkan pola pikir mereka. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari para pemain yang lebih senior, bermain lebih berani, lebih matang dalam melakukan penempatan bola dan lain-lain," katanya.
Bagi sejumlah pemain muda, ajang ini memang benar-benar diambil manfaatnya, sebut saja Setyaldi Putra Wibowo. Di Superliga ini dia benar-benar membuktikan dirinya. Turun membela Guna Dharma Bandung, dia sejak hari pertama memberikan kejutan dengan menumbangkan lawan-lawan yang diatas kertas memiliki level diatasnya. Sebut saja, Alamsyah Yunus dari tim Musica Flypower Champion yang memiliki rangking dunia 51, lalu Robin Gonansa dari Koh Bros Singapore yang berperingkat 119 dunia, serta Takuma Ueda dari Unisys Japan yang berperingkat 17 dunia.
Tim Djarum Kudus sendiri meskipun tidak sepenuhnya berkekuatan pemain muda, namun Fung Permadi selaku manajer menilai bahwa ajang ini bagus bagi para pemain mudanya, khususnya di ganda. Rosyita Eka Putri Sari dan Melati Daeva Oktavianti bisa mendapatkan pengalaman bermain dengan para seniornya Vita Marissa dan Liliyana Natsir yang sudah bertahun-tahun memiliki prestasi dunia.
Rosyita bahkan mengaku begitu banyak ilmu yang bisa diperolehnya ketika berpartner dengan pemain sekelas Vita Marissa. Mulai dari cara bermain yang baik, pola hidup, hingga perilaku pemain yang baik. Bermain beregu memang bukan hal yang mudah, pasalnya dibandingkan pertandingan individu, disini tensi pertandingan sangat tinggi. Satu pertandingan sangat mempengaruhi hasil pertandingan lainnya dan kematangan pemain yang akan menentukan hasil pertandingan.**
Djarum Superliga wadah bagus untuk cari pengalaman bagi pemain muda
BAGI sebagian besar klub-klub yang ikut serta di ajang Djarum Superliga 2014 dengan kekuatan pemain muda, kejuaraan ini dinilai menjadi wadah yang bagus untuk mencari pengalaman bertanding.
Previous
PB Djarum Evaluasi Putra Putrinya untuk Djarum Superliga Mendatang
Next
Dejavu Final Putri Djarum Superliga Tahun Lalu



