Musica Flypower Champion Sukses Pertahankan Gelar

Superliga ‐ Created by

SURABAYA,-Musica Flypower Champion sukses mempertahankan gelar juara beregu putra Djarum Superliga 2014 usai menundukkan unggulan pertama Jaya Raya Jakarta. Di partai puncak yang berlangsung di DBL Arena, Surabaya, Minggu (9/2/2014), Musica menang tipis 3-2.

Tanpa diperkuat tunggal pertamanya, pemain nomor satu dunia Lee Chong Wei, Musica bermain tertatih-tatih di dua partai pertama hingga tertinggal 0-2 terlebih dahulu. Tunggal pertama Musica, Alamsyah Yunus tidak mampu mengalahkan Kenichi Tago. Alam tunduk straight game 16-21, 16-21. Lalu di partai kedua, Ryan Agung Saputra/Wahyu Nayaka harus mengakui ketangguhan pasangan peraih emas Olimpiade Beijing 2008, Markis Kido/Hendra Setiawan yang menumbangkan mereka dengan skor 11-21, 21-18, 17-21.

Kunci kebangkitan Musica terletak di tunggal kedua mereka, Simon Santoso. Simon yang kini tidak lagi menghuni pelatnas PBSI mampu menundukkan pemain asing Jaya Raya, Nguyen Tien Minh dua game langsung 21-14, 21-18 untuk memberikan angka bagi Musica.

Penampilan yang bagus dari pasangan gado-gado Vladimir Ivanov dan Hardiyanto pun kembali membuka peluang bagi Musica. Mereka menyamakan kedudukan 2-2 setelah Ivanov/Hardiyanto menang 21-13, 14-21, 21-17 atas Bona Septano/Gideon Markus Fernaldi.

Lee Hyun Il lah yang menjadi penutup kemenangan Musica usai mengalahkan tunggal muda Jaya Raya Wisnu Yuli Prasetyo 21-10, 21-13.

Berbicara mengenai hasil tersebut, Manajer Musica, Effendi Widjaja mengatakan bahwa dirinya menerapkan perpaduan strategi bisnis dan strategi permainan. Berdasarkan pengalaman tahun lalu, dia pun menyusun tim dengan banyak pertimbangan.

"Tertinggal 0-2 terlebih dahulu merupakan bagian dari strategi dan dari awal sudah kita prediksi. Pada pertemuan semalam, saya juga sudah bilang kepada seluruh pemain, bahwa kita akan mulai berjuang saat tertinggal 0-2. Makanya kita siapkan mental pemain, memanggil Simon untuk bertanya apakah dia siap atau tidak jadi mortir," ucapnya.

Mengenai pemilihan tunggal pertama, dimana Musica memilih Alamsyah Yunus dibandingkan menurunkan Marc Zwiebler, Effendi kembali mengaku bahwa itu juga merupakan strategi. "Saya memang sengaja memilih Alamsyah karena kita mau penonton mendukung kita. Makanya kita pilih pemain Indonesia terlebih dahulu untuk turun. Dengan menaruh pemain Indonesia terlihat mereka jadi setia mendukung kami," imbuhnya.

Simon yang sukses menjadi mortir pun mengatakan dirinya sejak awal memang sudah diberitahu oleh Manajer, dan dia pun mengaku siap mengemban tugas tersebut. "Saya diberikan tugas untuk bisa menjadi roket bagi pemain yang akan turun di partai-partai selanjutnya dan saya menyatakan siap," katanya.

Buat Simon, apa yang ditunjukkannya dipertandingan sore tadi pun menjadi bukti kepada PBSI bahwa dia pun bisa berprestasi kendati sudah tidak dipelatnas lagi.**