Bagi pecinta bulutangkis di Kota Pahlawan ini, pemain lokal jauh lebih mumpuni permainannya dibandingkan pemain asing, pasalnya mereka lebih sering memberikan atraksi-atraksi menarik di lapangan. "Bukan hanya sebatas teknik dan permainannya saja yang bagus, tapi pemain lokal itu lebih sering memberikan atraksi-atraksi menarik. Memukul bola di sela-sela kaki atau memukul tanpa melihat bola, lebih atraktif," ujar salah satu penonton Superliga, Keysa Apria (18) yang menggemari permainan Mohammad Ahsan.
Melihat pemain top dunia yang tampil memang mengasyikan, terlebih lagi jika mereka berhadapan dengan pemain Indonesia. Biasanya para penggemar selalu mendukung para pemain lokal dan tidak jarang mereka mencibir pemain asing yang menjadi lawan. Namun, ada kalanya ketika pemain Indonesia justru tidak bermain apik, penonton bisa saja berbalik mendukung pemain asing.
Bukan hanya dalam bentuk dukungan di lapangan, di luar lapangan pun magnet pemain Indonesia sangat kuat. Bahkan bagi beberapa suporter fanatik yang biasa dipanggil "grupies" mereka rela menunggu lama di depan hotel tempat pemain idolanya menginap hanya untuk melihat ataupun meminta foto bersama. Jika beruntung, maka dia akan mendapatkan jersey pemain.
"Meskipun ada Chong Wei, Marc Zwiebler, ataupun pemain asing lainnya, tapi tetap pemain Indonesia lebih menarik untuk dilihat. Ekspresinya, agresifitasnya, maupun ketegangannya kalau pemain lokal yang main dapet, berbeda dengan permainan pemain asing yang lebih banyak main lempeng, tidak banyak aksi," ujar Wirahadi (23) yang menggemari permainan Hendra Setiawan.**
Pemain Lokal Sedot Daya Tarik Djarum Superliga 2014
MESKIPUN pelaksanaan Djarum Superliga 2014 dihadiri oleh banyak pemain asing, namun tetap magnet pemain Indonesia tidak bisa lepas jadi daya tarik penonton Surabaya.
Previous
Meski menang, Djarum gagal ke semifinal
Next
Tim debutan, Hi-Qua maju ke semifinal



